Selamat datang di Gerbang baja

Konten pada blog ini adalah berisi pemikiran dan pandangan yang membangun. Tanpa ada pemikiran orang tak akan maju atau terbelakang dengan hanya "meng-ekor" milik orang lain.



Kamis, 22 Juli 2010

Gempa Bumi

Gempa bumi yang melanda di berbagai negara termasuk Indonesia adalah gejala alam yang wajar. Gejala alam ini akan berulang setiap tahun dan setiap musim penghujan. Apa hubungannya gempa bumi dengan musim penghujan?
Gempa bumi biasanya akan melanda pada daerah yang berbatasan lempeng bumi dengan lempeng lainnya, karena pergerakan tanah pada lempeng-lempeng tersebut.
Dengan adanya gempa bumi yang melanda berbagai negara, maka pada pembangunan rumah atau gedung harus memperhatikan tidak hanya beban mati dan beban hidup saja tetapi memperhatikan faktor gempa.
Untuk daerah di Surabaya terlihat faktor gempa sangat kecil, bukan berarti mengabaikan beban-beban akibat gempa.

Beban-beban gempa ini harus diperhitungkan, terutama pada gedung bertingkat lebih dari 3 tingkat.
Pada perhitungan jaman Belanda dan saat perhitungan masih mengacu pada standard belanda, faktor gaya geser beton untuk bangunan gedung Beton masih tidak memakai perhitungan gaya geser beton dengan pembesaran pada tumpuannya. Pembesaran tumpuan ini terkenal dengan voute.
Keuntungan dengan menggunakan voute ini adalah antisipasi disamping gaya geser yakni gaya akibat gempa. keuntungan lain yakni dengan adanya voute , otomatis panjang efektif sebuah kolom akan lebih pendek.

Hukum Pitagoras

Ada yang menarik apabila kita atau tukang tidak bisa menentukan bahwa pengukuran awal dari pembuatan sebuah rumah atau gedung baru. Karena pengukuran awal sangat berkaitan dengan hukum pitagoras.
Hukum Pitagoras
Hukum pitagoras adalah dasar perhitungan untuk menentukan suatu garis tegak dan lurus harus mempunyai sudut 90 derajad.
Garis tegak misalkan sama dengan 6 m dan garis yang lurus ( sumbu x ) sama dengan 8 m, maka garis yang menghubungkan ujung tegak bertemu dengan ujung garis lurus akan harus sama dengan 10m. Coba buktikan sendiri, ini perhitungan dari masih Sekolah Dasar.

Gerbang Baja

Tak terpikirkan oleh saya, bahwa judul yang saya buat semata-mata karena baja masih eksis.

Kalau kita memperhatikan ada produk baru yang bernama Baja Galvalum akan memenuhi bumi Indonesia tak lain "mengesampingkan" perhitungan secara teknis. Mengapa? Karena produk Galvalum sebenarnya tidak cocok sebagai bahan-bahan konstruksi Kuda-kuda dengan bentang yang lebar.

Menurut pandangan saya produk galvalum cocok untuk konstruksi bentang pendek dan atau untuk plafon.

Coba lihat bahan-bahan baja galvalum tidak ada tabel penampang (luas), berapa faktor tekuknya atau lamda-nya? , berapa kekuatan gaya gesernya? dan lain-lain tidak akan diberitahu, yang ada hanya software-nya.